Rabu, 02 Desember 2020

Keluarga

Hai, lama tak menulis membuatku ingat keberadaan blogku ini.

Apa yang kalian tahu tentang keluarga? Pasti sebagian dari kalian mengatakan, keluarga itu rumah. Tapi, bagiku itu sebuah neraka.

Lucu, kan? Kenapa aku berkata demikian? Karena, keluarga buatku sendiri adalah sebuah omong kosong yang besar. Ya, benar. Itu adalah omong kosong. Memang benar, aku terlahir dari orangtua yang harmonis awalnya, tapi semua hancur berkat perceraian pada saat aku kecil. 

Awalnya aku bahagia, menjadi dibenci orang karena berbeda. Inginku berteriak dan mengutuk semua orang yang membuatku merasakan kesakitan ini. Tapi, apalah daya. Aku harus menerima takdir ini.

Jangan tanya padaku, apa itu cinta. Karena, aku tidak pernah dicintai siapapun, yang ada malah membenciku karena sifat, perilaku dan lain-lain. Tidakkah kalian menyadari, manusia memang lebih kejam dari setan itu sendiri?

Hahaha, katakanlah aku egois, aku juga ingin dicintai, tapi semua orang sudah termakan tentang rumor jelekku. Banyak orang membenciku pula tanpa alasan yang jelas dan akupun tahu, aku dimanfaatkan semua orang.

Sedih, tapi aku bisa berbuat apa. Lucu sekali orang-orang menudingku atas hal yang tidak pernah kulakukan, dan memanfaatkan keberadaanku, tapi disaat aku susah, kalian kemana? 

Sejatinya, manusia adalah makhluk sosial, karena membutuhkan satu sama lain, tapi entah mengapa, aku suatu saat akan berubah menjadi orang yang tidak dikenali semua orang.

Diam kalian semua! Kalian tak tahu apapun tentangku! Kalian seolah-olah mengetahui segalanya tentangku, nyatanya hanya omong kosong. Kalian tak tahu apa saja yang aku lewati selama ini!

Dibully? Pernah

Diabaikan keluarga? Pernah

Dianggap tidak ada? Pernah, bahkan sampai saat ini.

Tidakkah kalian jahat? Memainkan perasaanku layaknya kalian punya kendali. Dasar bedebah, jangan salahkan aku jika suatu hari aku berubah.

Kamis, 20 Agustus 2020

Menghabiskan Liburan selama Karantina

 Kembali lagi dengan aku yang setelah sekian lama tidak menulis blog ini. Baru inget punya blogspot.


Sejujurnya aku merasa karantina selama pandemi COVID-19 ini sangat bosan dan terkungkung dalam penjara yang disebut rumah. Aku sendiri paham mengapa aku tidak nyaman dengan "rumah". Apa menurut kalian yang disebut rumah sendiri? Aku mengartikan adalah tempat dimana kalian bertemu dengan keluarga, bercengkrama serta merasakan kasih sayang didalamnya.

Apalah aku yang merupakan seseorang pendatang dalam keluarga baru, kerap kali mendapatkan perilaku tidak menyenangkan. Semua berkat pandemi ini. Sejujurnya aku merasa capek dengan semuanya. Pandemi ini, ada beberapa orang yang mengatakan bahwa dapat merekatkan keluarga yang selama ini sibuk dengan dunianya masing-masing. Nyatanya, yang kurasakan malah aku terabaikan di keluarga sendiri. Ironis tapi nyata, mereka menganggap aku ini sebagai parasit yang harus disingkirkan. Inginku pergi, tapi harus bertahan demi kuliahku yang belum selesai ini. Aku harus bertahan dalam hubungan yang penuh racun ini.

Hubungan penuh racun itu adalah hubunganku dengan ibu tiriku. Sudah bukan rahasia umum, kalau ibu tiri memang rata-rata membenci anak yang bukan darah dagingnya sendiri. Tidak hanya itu, aku berpikir bahwa kedatanganku sejak awal ini merupakan petaka sendiri buatku. Pikirku setelah lulus SMA, aku bisa bernapas sejenak setelah terabaikan oleh ibuku sendiri, sekarang aku mengalami hal yang sama. Aku masih ingat dengan keadaan sesaat sebelum lulus SMA. Aku pusing dengan masa depanku sendiri, makanku menjadi tidak teratur, tidurpun terkadang sering bangun tengah malam, dan sering menangis sendirian di kosan. Semua kualami sendirian tanpa ada yang menemani.

Kukasih tahu hal konyol, bahkan disaat aku gladi kotor Wisuda SMA, aku bertengkar dengan ibuku via telpon. Lucu, kan? Orangtuaku tidak ada yang datang ke wisudaku. Yang datang adalah nenekku, setelah aku memaksa nenek untuk datang. Karena cuma Beliaulah yang merawatku sejak kecil, dan bersedia datang ke wisuda, meskipun setelah acara wisuda, langsung pulang, dan aku juga masih sibuk foto dengan teman-temanku.

Sejujurnya, aku cukup sedih dengan kehidupanku yang selalu dibenci banyak orang bahkan keluargaku sendiri. Orang selalu menganggap aku pengganggu, orang aneh, dan cap lainnya. Kapan aku bisa terlepas dari kungkungan tiada akhir ini? Mereka yang mengatasnamakan keluarga, nyatanya hanya orang yang menyakitiku secara mental. Berkali-kali aku menyabarkan diri, tetapi jika tidak kuat, siapa yang tahu kedepannya. Aku hanya berdoa untuk mereka yang membenciku, semoga kalian sadar bahwa aku tak seburuk yang engkau pikirkan. Nyatanya aku hanya seorang wanita yang selalu melewati segala tahap dalam kesendirian dan terlalu akrab dengan kesendirian. Mereka yang kubutuhkan disaat aku terpuruk, menghilang begitu saja dan lucunya balik menyalahkan aku. Lucu memang kehidupan ini, orang selalu menyalahkan orang lain meskipun itu kesalahannya sendiri, dan aku menjadi korban pelampiasan kesalahan kalian.

Selasa, 10 September 2019

Tak Kenal Maka Tak Sayang

Halo, saya disini akan memperkenalkan diri.
Nama : Radita Pratama Putri
Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 3 Desember 2000

Saya anak tunggal dari sebuah keluarga yang berada di Malang. Saat ini menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Psikologi, setelah ngos-ngosan lolos SBMPTN 2019. Padahal saya sempat putus asa dan pesimis, karena kalau SBMPTN ditolak, saya bakalan menunda dan mencoba kembali tahun depan. Alhamdulilah, Allah sangat sayang kepada hambanya, hingga saya dinyatakan lolos di jurusan yang saya inginkan.

Saya seorang introvert, mempunyai golongan darah AB (adakah yang sama denganku?), kost selama 6 tahun, karena SMP dan SMA memilih tempat yang jauh. Jam masuk sekolahnya pun 06:30, kalau saya memaksa pulang-pergi, bisa menyebabkan masuk angin dan capek parah 😔. Sekarang, kuliah juga kost lagi. Bisa dipastikan, saya bakalan expert soal hidup mandiri alias mandi sendiri 😂.